Stabat – Film Garapan Sutradara Dedi Arliansyah Siregar berjudul 1CM, kembali membuat penontonnya terperangah. Kali ini, ratusan siswa SDIT Iqra’ Stabat tertebun saat nonton bareng (Nobar) di Gedung AKPER PAL, Sabtu (4/11/2023) pagi.
Meskipun film berdurasi 90-an menit itu sudah berulang kali tayang di sekolah – sekolah di Kabupaten Langkat, namun animo masyarakat masih sangat tinggi. Karena, tiap detik alur cerita yang disajikan, penuh dengan pesan – pesan moral yang mudah dicerna.
“Filmnya bagus untuk ditonton anak – anak. Pesan moral yang disampaikan, dapat memotifasi siswa kita agar tidak selalu sibuk dengan bermain gadget (Android). Kalau kegiatan seperti di film itu dilestarikan kembali, anak – anak dapat melakukan kegiatan positif,” tutur Kasek SDIT Iqra’ Stabat Lucky Candra.
Lucky menambahkan, film tersebut dapat memberikan edukasi tentang kearifan lokal di tengah masyarakat. Dengan penuh rasa bangga, Lucky pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam ‘mercik’ film itu.
Selain itu, Lucky berharap agar kedepannya ada juga diproduksi film tentang bahaya narkoba. Selain itu, kearifan lokal dan hal – hal positif lainnya juga dapat menghiasi dunia perfilman di Indonesia.
Diinformasikan, inspirasi film tersebut berasal dari gagasan Kepala BNNP Sumut Brigjen Pol Drs Toga Habinsaran Panjaitan. Dimana, Brigjen Pol Toga sangat prihatin dengan kondisi anak – anak yang saat ini terpengaruh dengan gadget.
Untuk mengalihkan perilaku anak dalam ketergantungannya mengguanakan gadget, ia pun membuat kompetisi berupa permainan dari kearifan lokal. Permainan tradisional ‘perang – perangan’ yang digelarnya, terdiri dari dua kelompok anak – anak.
Dua kubu bocah itu berjibaku mempertahankan wilayahnya masing – masing dari serangan musuh. Bak tentara berjiwa militan, mereka tak kenal letih mempertahankan daerah tumpah darahnya.
Singkatnya, Brigjen Pol Toga berhasil memupuk rasa solidaritas dan nasionalisme dalam sanubari anak – anak tersebut. Mereka pun sadar, kearifan lokal lebih pantas dilesatrikan daripada selalu menggengam gadget yang nyaris membuat mereka menjadi lost generation. (Ahmad)